Banyak penulis jurnal ilmiah bertanya apa itu scopus, impact factor jurnal, dan predatory (pemangsa) sebuah jurnal ilmiah, maka kami susun penjelasan lengkapnya dalam artikel ini yang kami kutip dari berbagai sumber yang kompeten dan dari para professional dibidang penulisan jurnal ilmiah.
Seringkali saya mendapatkan beberapa peneliti dan akademisi mengejar publikasi di jurnal / prosiding yang ter-indeks Scopus. Sebagai seseorang yang masih baru di dunia penulisan karya ilmiah, saya penasaran, sebenarnya apa itu scopus dan apa pentingnya tulisan ilmiah kita dapat termuat didalamnya?
Scopus adalah salah satu database (pusat data) sitasi / literatur ilmiah yang dimiliki oleh penerbit terkemuka dunia, Elsevier. Scopus diperkenalkan ke dunia pada tahun 2004. Scopus bersaing dengan Web of Science (WOS) yang diterbitkan oleh Thomson Reuters menjadi pusat data terbesar di dunia. WOS terbit terlebih dahulu dibandingkan dengan scopus.
Meskipun demikian, scopus lebih diminati dan melingkupi lebih banyak jurnal (20% lebih banyak) jika dibandingkan dengan WOS (Chadegani et al, 2013).
Selain scopus, elsevier juga memiliki database lainnya yaitu Sciencedirect. Kedua database ini berfokus pada 4 bidang ilmiah : sains fisik dan teknik, ilmu hayati, ilmu kesehatan dan ilmu sosial dan humaniora.
Scopus memiliki cakupan jurnal yang lebih banyak jika dibandingkan dengan sciencedirect (sciencedirect hanya berisi data tentang artikel dalam jurnal-jurnal terbitan elsevier) sehingga lebih banyak kesempatan suatu jurnal terdata di dalam scopus.
Selain menampilkan karya ilmiah, scopus juga menyajikan data hak paten berbagai penelitian di dunia.
Keberadaan pusat data sangat penting untuk melihat tingkat perkembangan penelitian yang kita minati.
Namun masih juga sering kita mendapat pertanyaan seperti;
Dengan adanya pusat data tersebut, maka peneliti dapat menentukan dimana seharusnya dia menerbitkan artikel ilmiahnya. Sederhananya, scopus dan pusat data lainnya merupakan mesin pencari artikel ilmiah dan jurnal.
Beberapa Pusat Data atau Database Indexing artikel ilmiah yang lainnya seperti : Ebsco, ProQuest, SpringerLink, Wiley, Doaj, Doab, dll
Scopus juga menyediakan layanan untuk menilai apakah suatu jurnal berdampak yang signifikan atau tidak. Tingkat pengaruh ini dicantumkan sebagai Simago Journal Rank (SJR). SJR mengukur sejauh mana dampak saintifik rata-rata artikel dalam jurnal.
Cara pengukuran tingkat dampak pada SJR pada prinsipnya sama dengan perhitungan Impact Factor (IF) yang dikeluarkan oleh Thomson Reuters. IF adalah rata-rata artikel pada suatu jurnal disitasi pada periode 2 tahun yang akan kita bahas lebih lanjut dibawah ini.
Alasan utamanya adalah karena jurnal yang terbit di scopus adalah jurnal internasional yang bereputasi tinggi.
Hal ini sangat penting Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit Kenaikan jabatan Akademik/ Pangkat Dosen (PO 2019) ini merupakan penyempurnaan dari PO 2014 yang dikembangkan dengan merujuk pada perubahan peraturan perundangan terkait serta dalam konteks menguatkan upaya peningkatan mutu dosen perguruan tinggi melalui publikasi karya ilmiahnya, termasuk karya ilmiah prestisius dan luar biasa dengan mengacu pada;
Komponen penilaian dalam jabatan akademik dosen terdiri dari;
(i) unsur utama yang meliputi pendidikan (meliputi pendidikan sekolah dan pelaksanaan pmdidikan (pengajaran) penelitian (meliputi pelaksanaan penelitian dan menghasilkan karya itniah sains/teknologi/seni/sastra), dan pengabdian kepada masyarakat dan;
(ii) unsur penunjang yang merupakan kegiatan pendukung pelaksanaan tugas pokok dosen. fumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap dosen untuk dapat diangkat dalam jabatan akademik paling sedikit dibutuhkan angka kredit 90% (sembilan puluh persen) dari unsur utama tidak termasuk pendidikan sekolah yirng memperoleh rlazah/ gelar dan Pmdidikan dan Pelatihan (Diklat) Prajabatan (sesuai lampiran II Permen PAN dan RB No. 46 Tahun 2013 dan lampiran III Permen PAN dan RB No. 17 Tahun 2013); serta unsur penuniang paling banyak dibutuhkan angka kredit 10% (sepuluh persm) atau boleh tidak ada.
Kualitas dan kredibilitas suatu jurnal / konferensi akan dilihat dan di review secara seksama sebelum di-index di scopus. Sehingga, jurnal, buku, prosiding dan terbitan karya ilmiah lainnya memiliki reputasi yang tinggi.
Impact factor adalah salah satu cara untuk mengevaluasi kualitas jurnal yang dilakukan oleh ISI Journal Citation Reports (JCR). Indikator ini telah dipandang menjadi indikator utama untuk mengukur secara kuantitatif kualitas sebuah jurnal, paper risetnya, peneliti yang menulis paper tersebut dan bahkan institusi dimana mereka bekerja.
Impact factor jurnal adalah ukuran seberapa sering rata-rata artikel pada sebuah jurnal telah disitasi pada tahun tertentu.
Impact factor membantu kita mengevaluasi pentingnya jurnal relatif, khususnya ketika membandingkan dengan jurnal lain dalam bidang yang sama.
Impact factor dihitung dengan membagi jumlah sitasi pada tahun sekarang pada artikel yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya dengan jumlah artikel total yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya.
Kriteria atau parameter apa yang menjadi tolok ukur kualitas sebuah jurnal internasional mengingat saat ini ada banyak sekali yang mengklaim jurnal yang diterbitkan adalah jurnal internasional berkualitas tinggi.
DIKTI dalam hal ini menggunakan kriteria bahwa jurnal tersebut harus ter-indeks di Scopus untuk mengukur kualitas sebuah jurnal ilmiah. Indikator lain yang digunakan adalah jurnal yang memiliki impact factor, yang lebih banyak dipakai secara internasional.
Impact factor merupakan salah satu dari tiga ukuran standar yang diciptakan oleh The Institute of Scientific Information (ISI) yang digunakan untuk mengukur cara sebuah jurnal menerima sitasi pada artikelnya dengan berlalunya waktu.
Akumulasi sitasi cenderung mengikuti kurva seperti Gambar 1 dibawah ini.
Sitasi pada artikel yang dipublikasi dalam suatu tahun meningkat secara tajam sampai sebuah puncak antara dua dan enam tahun setelah publikasi.
Dari puncak ini, sitasi turun dengan waktu. Kurva sitasi suatu jurnal dapat digambarkan dengan ukuran relatif dari kurva tersebut (dalam luas dibawah garis), memanjang sampai dimana puncak kurva mendekati titik pusat, dan laju penurunan kurva.
Karakteristik ini membentuk basis indikator ISI impact factor, immediacy index, dan cited-half life.
Impact factor adalah sebuah ukuran dari ukuran relatif kurva sitasi pada tahun 2 dan 3. Ini dihitung dengan membagi jumlah sitasi sekarang yang diterima sebuah jurnal pada artikel yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya dengan jumlah artikel yang dipublikasi pada tahun yang sama.
Jadi, sebagai contoh, impact factor 2010 adalah sitasi pada artikel yang dipublikasi pada 2008 dan 2009 dibagi dengan jumlah artikel yang dipublikasi pada 2008 dan 2009.
Angka yang dihasilkan tersebut dapat dipandang sebagai jumlah sitasi rata-rata yang diterima artikel per tahun dalam dua tahun setelah tahun publikasi.
Sitasi pada 2010 terhadap artikel yang dipublikasi pada:
2009 = 258
2008 = 199
Jumlah = 457
Jumlah artikel yang dipublikasi pada:
2009 = 116
2008 = 71
Jumlah = 187
Perhitungan: Impact Factor = 457/187 = 2,444
Immediacy index memberikan ukuran kemiringan kurva, yakni: sampai sejauh mana puncak kurva terletak didekat titik pusat grafik.
Ini dihitung dengan membagi sitasi yang diterima jurnal pada tahun itu dengan jumlah artikel yang dipublikasi pada tahun itu. Sebagai contoh, immediacy index adalah jumlah rata-rata sitasi pada 1999 pada artikel yang dipublikasi pada 1999.
Angka yang dihasilkan dapat dipandang sebagai gradient awal kurva sitasi, suatu ukuran seberapa cepat artikel dalam jurnal itu mendapatkan sitasi setelah publikasi. Apa itu scopus.
Cited half-life adalah ukuran kecepatan penurunan kurva sitasi. Ini adalah jumlah tahun dimana jumlah sitasi sekarang menurun sampai 50% dari nilai awal (cited half-life adalah 6 dalam contoh yang diberikan pada Gambar 1).
Ini merupakan ukuran berapa lama artikel dalam jurnal terus disitasi setelah publikasi.
Dari tiga ukuran yang diuraikan diatas, impact factor adalah yang paling umum digunakan. Nilai impact factor dipengaruhi oleh factor sosiologi dan statistik.
Faktor sosiologi meliputi bidang subyek jurnal, tipe jurnal (letter, full paper, review) dan jumlah rata-rata penulis per paper (yang terkait dengan bidang subyek).
Faktor statistik meliputi ukuran jurnal dan ukuran jendela pengukuran sitasi.
Pada umumnya, subyek fundamental dan murni memiliki impact factor lebih tinggi daripada yang spesialiasasi atau terapan. Variasi cukup besar dimana jurnal terbaik dalam satu bidang memiliki impact factor yang lebih rendah daripada jurnal paling bawah dalam bidang yang lain.
Yang terkait erat dengan variasi bidang subyek adalah gejala kepenulisan berjumlah banyak. Jumlah rata-rata kolaborator pada paper bervariasi menurut bidang subyek, dari sains sosial (dengan dua penulis per paper) ke fundamental life sciences (dimana ada lebih dari empat).
Tidak mengejutkan, dengan diberikan kecenderungan penulis untuk merujuk ke hasil kerjanya sendiri, ada korelasi yang kuat dan penting antara jumlah rata-rata penulis per paper dan impact factor rata-rata untuk bidang subyek.
Jadi, perbandingan impact factor sebaiknya dibuat hanya untuk jurnal dalam bidang subyek yang sama.
Bahkan dalam bidang subyek yang sama, akan ada variasi yang penting menurut tipe jurnal atau tipe artikel.
Jurnal publikasi short atau rapid (sering disebut jurnal “Letters”, mempublikasikan paper pendek, jangan dibingungkan dengan letter to editor) pada umumnya akan memiliki impact factor lebih tinggi daripada jurnal full paper.
Mengapa suatu jurnal masuk ke indeks tertentu tapi kok dinyatakan Journal Predatory atau meragukan?
Hal ini bisa terjadi karena indeks mestinya hanya mengevaluasi aspek administrasi yang disampaikan oleh jurnal saat mendaftar. Dan jumlah jurnal kan banyak, bisa puluhan ribu bahkan ratusan ribu di dunia.
Sementara testimoni negatif bisa ditulis oleh seseorang, beberapa orang atau organisasi yang merasa dirugikan atau melihat adanya penyimpangan dalam pengelolaan jurnal. Lembaga pengindeks akan sangat memperhatikan keluhan atau laporan pengguna.
Apa yang menyebabkan suatu jurnal/konferensi disebut pemangsa (predatory)?
Suatu jurnal/konferensi disebut pemangsa (predatory) kebanyakan karena menarik biaya lebih besar dari kewajaran dan tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan atau proses yang diharapkan.
Alasan lainnya adalah akuntabilitas proses yang tidak dipenuhi, misal: bahwa proses peer-review tidak dilakukan sesuai yang seharusnya, makalah diberikan oleh personal yang tidak sesuai kompetensinya, atau penyuntingan naskah buruk, dll.
Salah satu cara untuk mempunyai jurnal online adalah dengan menggunakan platform Open Journal Systems atau OJS, platform ini dapat di install pada server hosting online, untuk memiliki journal online berbasis OJS, Anda dapat menyewa layanan hosting untuk OJS seperti dibawah ini:
Demikian penjelasan apa itu Scopus, Impact factor, dan journal predatory pada jurnal ilmiah, jika ada yang ingin ditanyakan silahkan mengisi di kolom komentar, jika bermanfaat silahkan di share ke Facebook, Twitter, dan Instagram kamu.
Nonton Video Apa itu Scopus, Impact Factor, dan Journal Predatory
Mention akun Instagram kami @epadi_id atau mention akun FB kami di @epadi.hosting atau boleh juga mention akun Twitter kami di @epadicom
Terima Kasih sudah berkunjung di situs kami.
References:
Blog Bimastyaji: apa itu scopus dan seberapa penting
elkimkor: impact factor jurnal ilmiah
medium – open-science-indonesia: memilih jurnal seperti memilih hotel
Salam, Saya adalah Administrator Website di e-Padi. Melalui website ini kami berbagai artikel dan wawasan tentang pengelolaan server, website, dan solusi untuk sysadmin server dalam menghadapi tantangan teknis di dunia digital berdasarkan pengalaman team e-Padi dan kumpulan dari berbagai sumber terpercaya.